A. JUDUL
JAMUR MIKROSKOPIS DAN JAMUR
MAKROSKOPIS
B. TUJUAN
a. Mengetahui
jenis-jenis jamur yang tergolong
mikroskopis dan makroskopis.
b. Mengklasifikasikan
jamur mikroskopis dan jamur makroskopis.
c. Mendiskripsikan
jamur mikroskopis dan jamur makroskopis.
C. LANDASAN
TEORI
Jamur termasuk organisme eukariotik karena sel
penyusunnya telah memiliki membran inti. Jamur merupakan organisme bersel
banyak (multiseluler), tetapi ada juga yang bersel tunggal (uniseluler). Tubuh
jamur bersel banyak terdiri atas benang-benang
halus yang disebut hifa, kumpulan hifa jamur membentuk anyaman yang disebut
miselium.
Pada
jamur multiseluler yang hifanya tidak bersekat (asepta), inti selnya tersebar
di dalam sitoplasma dan berinti banyak. Jamur jenis ini disebut jamur senositik
(coenocytic). Sedang yang bersekat umumnya berinti satu dan disebut sebagai
jamur monositik (monocytic).
Bentuk
jamur mirip dengan tumbuhan, tetapi jamur tidak memiliki daun dan akar sejati.
Selain itu, jamur tidak memiliki klorofil sehingga tidak mampu berfotosintesis.
Dengan demikian, jamur merupakan organisme heterotrop, yaitu organisme yang
cara memperoleh makanannya dengan mengabsorbsi nutrisi dari lingkungannya atau
substratnya.
Jamur
ada yang hidup sebagai parasit, ada pula yang bersifat saprofit. Selain itu,
ada pula yang bersimbiosis dengan organisme lain secara mutualisme. Sebagai
parasit, jamur mengambil makanan langsung dari inangnya. Jamur jenis ini
memiliki haustorium, yaitu hifa khusus untuk menyerap makanan langsung dari
inangnya. Sebagai saprofit, jamur mengambil makanan dari sisa-sisa organisme
lain yang telah mati.
Jamur
yang bersimbiosis, mengambil nutrisi berupa zat organik dari organisme lain dan
organisme itu mendapatkan zat tertentu yang bermanfaat dari jamur tersebut.
Jamur
melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual
terjadi dengan pembentukan kuncup atau tunas pada jamur uniseluler serta
pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium) dan pembentukan spora aseksual
(spora vegetatif) pada fungi multiseluler. Reproduksi jamur secara seksual
dilakukan oleh spora seksual. Spora seksual dihasilkan secara singami. Singami
terdiri dari dua tahap, yaitu tahap plasmogami dan tahap kariogami.
Jamur
digolongkan ke dalam 4 divisi , yaitu Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota dan
Deuteromycocotin.
1. Zygomycota
Tubuh
Zygomycota tersusun atas hifa senositik. Septa hanya ditemukan pada hifa bagian
tubuh yang membentuk alat reproduksi saja. Reproduksi seksualnya melalui
peleburan gamet yang membentuk zigospora. Setelah sporangium pecah, spora akan
bertebaran dibawa angin. Di tempat yang sesuai, spora tersebut akan
berkecambah.Ia hidup saprofit misalnya pada roti atau kotoran hewan.
2. Ascomycota
Tubuh
jamur ini tersusun atas miselium dengan hifa bersepta. Pada umumnya jamur dari
divisio ini hidup pada habitat air bersifat sebagai saproba atau patogen pada
tumbuhan. Akan tetapi, tidak sedikit pula yang hidup bersimbiosis dengan
ganggang membentuk Lichenes (lumut kerak).
Ciri
khas Ascomycota adalah cara perkembangbiakan seksualnya dengan membentuk
askospora. Sedangkan, reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk konidium.
Konidium ini dapat berupa kumpulan spora tunggal atau berantai. Konidium
merupakan hifa khusus yang terdapat pada bagian ujung hifa
penyokong yang disebut konidiofor. Di antara Ascomycota ada yang bersel
tunggal, bersel banyak membentuk miselium dan ada pula yang membentuk tubuh
buah.
3. Basidiomycota
Pada
umumnya jamur ini merupakan saproba yang penting. Aktivitasnya adalah
menguraikan polimer lignin pada kayu dan berbagai bagian tumbuhan yang lain.
jamur ini adalah hifa bersepta, fase seksualnya dengan pembentukan basidiospora
yang terbentuk pada basidium yang berbentuk gada, membentuk tubuh buah
(basidiokarp) seperti payung yang terdiri atas batang dan tudung. Di bagian
bawah tudung terdapat lembaran - lembaran, tempat terbentuknya basidium.
Semua
anggota divisio Basidiomycota beradaptasi pada kehidupan di darat sebagai
saproba, parasit pada organism lain dan mikoriza. Daur hidup Basidiomycota Fase aseksual
Basidiomycota ditandai dengan pembentukan konidium, sedangkan fase seksualnya
ditandai dengan membentuk basidiospora.
Spora
pada konidium maupun basidiospora pada kondisi yang sesuai tumbuh membentuk
hifa bersekat melintang yang berinti satu (monokariotik). Selanjutnya,
hifa akan tumbuh membentuk miselium. Di antara hifa ada yang
berjenis (+) dan ada yang (-). Jika hifa (+) dan hifa (-) bertemu, bersentuhan,
maka dinding sel yang membatasi keduanya akan melebur, sehingga
terbentuk saluran sel.
Hifanya
kemudian menjadi berinti dua (dikariotik). Sel hifa dikariotik terus
tumbuh menjadi miselium. Dari miselium ini muncul tubuh buah (basidiocarp).
Tubuh buah akan membentuk basidium. Di dalam basidium, inti yang mula-mula dua
buah (masing-masing haploid) melebur menjadi satu inti diploid. Inti diploid
akan membelah secara meiosis dan menghasilkan 4 basidiospora haploid.
4. Deuteromycota
Dari
berbagai pengamatan secara teliti terhadap jamur tidak semua dapat diketahui
cara reproduksi seksualnya. Jamur-jamur yang seperti ini untuk sementara
digolongkan ke dalam Deuteromycota (Fungi Imperfecti = Jamur tidak sempurna).
Jika
suatu saat diketahui fase seksualnya, maka jamur itu digolongkan sesuai dengan
alat perkembangbiakan seksualnya. Contohnya jamur Monilia sithophila (jamur
oncom), setelah diketahui fase seksualnya membentuk askospora, maka digolongkan
ke dalam Divisio Ascomycoya dan diberi nama Neurospora sithophila.
Jamur juga ada yang bermanfaat dan ada yang
merugikan, yaitu :
1. Jamur
yang menguntungkan :
-
Volvariella
volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan pangan
berprotein tinggi.
-
Rhizopus
dan Mucor berguna dalam industri
bahan makanan, yaitu dalam pembuatan tempe dan oncom.
-
Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri keju, roti,
dan bir.
-
Penicillium
notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.
-
Higroporus
dan Lycoperdon perlatum berguna
sebagai dekomposer.
2. Jamur
yang merugikan :
-
Phytium sebagai hama bibit tanaman yang
menyebabkan penyakit rebah semai.
-
Phythophthora inf'estan menyebabkan
penyakit pada daun tanaman kentang.
-
Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh
organisme air.
-
Albugo merupakan parasit pada tanaman
pertanian
-
Pneumonia carinii menyebabkan penyakit
pneumonia pada paru-paru manusia.
-
Candida sp. penyebab keputihan dan
sariawan pada manusia.
D. ALAT
DAN BAHAN
a. Jamur
Mikroskopis
Alat :
1. Mikroskop
2. Cover
glass dan objek glass
3. Pipet
4. Cawan
Petri
5. Kamera
6. Kertas
HVS
7. Pensil
8. Penghapus
9. Jarum pentul
Bahan :
1.
Jamur pada nasi
2.
Jamur pada tape
3.
Jamur pada tempe
4.
Jamur pada pisang
5.
Jamur pada roti
6.
Jamur pada jagung
7.
Jamur pada kentang
8.
Jamur pada jagung
|
b. Jamur
Makroskopis
Alat :
1. Tissue
2.
Kertas HVS
3.
Kamera
4.
Pensil
Bahan:
1.
Jamur tiram
2.
Jamur merang
3.
Jamur kayu
4.
Jamur paku
5.
Jamur kuping
|
E. CARA
KERJA
a) Jamur
Mikroskopis
1.
Siapkan alat dan bahan.
2.
Bersihkan objeck glass yang akan di
gunakan dengan alkohol agar tidak terkontaminasi oleh organisme lain kemudian
di keringkan.
3.
Letakan microskop diatas meja putar revolver, sehingga
lensa objektif dengan perbesaran lemah berada pada posisi satu poros dengan
lensa okuler yang ditandai dengan bunyi klik pada revolver.
4.
Mengatur cermin dan diafraghma untuk melihat kekutan
cahaya masuk, hingga dari lensa okuler tampak terang berbentuk bulat.
5.
Siapkan kaca preparat serta objek yang akan diamati.
6.
Pada objek glass yang pertama letakan jamur yang telah
di ambil dan teteskan 1 tetes air kemudian di tutup dengan penutup.
7.
Lakukan cara di atas sebanyak jamur yang akan di
amati.
8.
Gambar pada data hasil laporan.
9.
Setelah selesai bersihkan kembali
alat-alat dengan alkohol supaya sisa air yang di teliti bisa hilang dan tidak
terkontaminasi bakteri dari air yang sebelumya jika mau di gunakan lagi.
b)
Jamur Makroskopis
1.
Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2.
Ambilah jamur yang tersedia di lab.
3.
Bersihkan tempat jamurnya agar bias
terlihat jelas.
4.
Amati jamur.
5.
Gambar pada kertas.
6.
Klasifikasikan.
F. HASIL
PENGAMATAN
1. Jamur
Mikroskopis
No.
|
Preparat
|
Nama
Jamur
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
Jamur
Tape
Jamur
Tempe
Jamur
Jeruk
Jamur
Nasi
Jamur
Kentang
Jamur
Roti
Jamur
Jagung
|
Saccharomyces
sp
Rhizopus
sp
Penicillium
sp
Aspergilus
oryzae
Clasdorium
sp
Mucor
mucedo
|
2. Jamur
Makroskopis
1.
|
Jamur
Tiram
|
Klasifikasi
|
Kingdom :Fungi
Divisi : Basidiomycota Kelas : Homobasidiomycetes Ordo : Agaricales Familia : Richolomataceae Genus : Pleurotus Spesis : Pleurotus ostreatus |
||
2.
|
Jamur
merang
|
|
Kingdom
: Fungi
Divisio
: Basidiomycota
Class
: Homobasidiomycetes
Ordo
: Agaricales
Famili
: Pluteaceae
Genus
: Volvariella
Spesies
: Volvariella volvacea
|
||
3.
|
Jamur
kayu
|
|
Kingdom : Fungi
Divisi : Basidiomycotina Kelas : Basidiomycetes Ordo : Hymenomycetales Familia : Polyporaceae Genus : Ganoderma Spesies : Ganoderma applanatum |
||
4.
|
Jamur
paku
|
|
![]() |
Kerajaan : Fungi
Filum : Basidiomycota Kelas : Homobasidiomycetes Ordo : Agaricales Famili : Marasmiaceae Genus : Lentinula Spesies : Lenticula edodes |
|
5.
|
Jamur
kuping
|
|
Kerajaan : Fungi
Divisi : Basidiomycota Kelas : Agaricomycetes Ordo : Auriculariales Famili : Auriculariaceae Genus : Auricularia Spesies : Auricularia polytricha |
G. PEMBAHASAN
1.
Saccharomyces
sp
Jamur ini berbentuk askus yang merupakan hasil dari
konjugasi, jika hanya terdapat satu sel saja maka akan terjadi parthenogenesis,
mempunyai tingkat perkembangan yang sederhana karena mempunyai
bentuk tubuh yang sederhana dan kebayakan beranggota sel satu dan sebagian
bersel banyak untuk membentuk askus yang tidak termadai,
tidak memiliki hifa sebagaimana jamur yang lain.
Tubuhnya terdiri atas sel bulat atau oval. Sel-sel Saccharomyces cerevisiae dapat bertunas
sehingga membentuk rantai sel yang menyerupai hifa atau hifa semu.
Saccharomyces cerevisiae dapat berkembang biak secara seksual dan
aseksual. Perkembangbiakan aseksual diawali dengan menonjolnya dinding sel ke
luar membentuk sehingga sel menyempit pada bagian dasarnya. Perkembangbiakan
seksual terjadi jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan. Pada prosesnya,
sel Saccharomyces cerevisiae berfungsi sebagai askus.
2.
Rhizopus oryzae
Rhizopus
oryzae dapat berkembang
biak secara aseksual. Prosesnya dimulai dengan spora yang berkecambah tumbuh
menjadi hifa senositik yang bercabang-cabang, lalu pada empat hifa tertentu
akan tumbuh sporangium yang disangga oleh sporangiofon. Di dalam sporangium
terbentuk spora aseksual dalam jumlah besar.
Kumpulan sporangiofor ditunjang oleh rizoid yang menyerap
makanan dan air dari substratnya. Hifa di antara dua kumpulan sporangiofor yang dinamakan
stolon. Dinding sporangium yang sangat rapuh luluh ketika spora menjadi matang.
Setelah sporangium pecah, spora akan bertebaran dibawa angin. Di tempat yang
sesuai, spora tersebut akan berkecambah.
Manfaat jamur ini adalah untuk pembuatan tempe. Kerugianjamur ini yaitu pada saat spora tersebar di
cuaca kering panas, mengandung protein alergis dengan 31 alergen yang
berbeda, yang dapat menyebabkan gejala hidung pernapasan dan konsentrasi (batuk
kronis, dispnea, sesak dada, dahak kronik, mendengus, rhinitis snizzle dan
alergi).
3. Penicillium sp
Penicillium sp. adalah genus fungi dari ordo Hypomycetes, filum Askomycota. Penicillium sp.memiliki
ciri hifa bersepta dan membentuk badan spora yang disebut konidium. Konidium
berbeda dengan sporangim, karena tidak memiliki selubung pelindung seperti
sporangium.
Tangkai konidium disebut konidiofor, dan spora yang dihasilkannya
disebut konidia. Konidium ini memiliki cabang-cabang yang disebut phialides
sehingga tampak membentuk gerumbul. Lapisan dari phialides yang merupakan
tempat pembentukan dan pematangan spora disebut sterigma.
Beberapa jenis Penicillium sp. yang
terkenal antara lain Penicilliu notatum yang digunakan sebagai produsen
antibiotik dan Penicillium camembertii yang digunakan untuk membuat keju biru
4. Aspergilus oryzae
Ciri-ciri mempunyai ciri-ciri hifa bersepta,
miselium bercabang, koloni / berkelompok, fase perkembangbiakan aseksual, Aspergillus menghasilkan konidium yang disangga konodiofor. Ujung
konidiofornya berbentuk seperti bola dengan sejumlah cabang yang masing-masing
menyangga ranting konidium.
Manfaat Aspergillus oryzae untuk merombak
zat pati dalam pembuatan minuman
beralkohol.
5. Mucor mucedo
Ciri morfologi koloni hifa seperti benang putih, bagian tertentu tampak
sporangium dan sporangiofor berupa titik-titik hitam seperti jarum pentul. Ciri
mikroskopis hifa tanpa sekat, terdapat sporangium dan sporangio- spora.
Organisme ini dan Zygomycetes lain akan tumbuh dengan cepat pada kebanyakan
media jamur. Dapat menyebabkan kekebalan tubuh Megasirnawati berkompromi
mucorosis dalam individu. Situs infeksi paru-paru, sinus hidung, otak, mata dan
kulit. Infeksi mungkin memiliki beberapa situs.
6. Jamur tiram
Habitat ditemukan di
hutan bawah pohon berdaun lebar/ dibawah tanaman berkayu,tubuh buah
berwarna putih hingga krem.tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip
cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung.Tubuh buah jamur tiram memiliki
tangkai yang tumbuh menyamping.
Morfologinya Tudung
merupakan tubuh buah dari jamur. Lamella merupakan lembaran-lambaran yang
terdapat dibawah tudung. Tangkai merupan badan yang mendukung tudung/tubuh
buah. Substratnya berada di tempat hidup jamur. Anatomi Jamur tiram
juga memiliki spora berbentuk batang berukuran 8-11×3-4μm. Miselia berwarna
putih yang bisa tumbuh dengan cepat.
Reproduksi
aseksual basidiomycota secara umum yang terjadi melalui jalur spora yang
terbentuk secara endogen pada kantung spora atau sporangiumnya, spora
aseksualnya yang disebut konidiospora terbentuk dalam konidium. Secara seksual,
reproduksinya terjadi melalui penyatuan dua jenis hifa yang bertindak sebagai
gamet jantan dan betina membentuk zigot.
Manfaat Sebagai makanan, menurunkan kolestrol, sebagai antibacteria dan antitumor, serta dapat menghasilkan
enzim hidrolisis dan enzim oksidasi. Selain itu, jamur tiram juga dapat berguna
dalam membunuh nematode.
7. Jamur merang
Bentuk tubuh
jamur merang yaitu bentuk payung dengan tangkai yang letaknya sentral, dan
subratnya di tempat yang lembab,pada tumpukan jerami yang lembab(saprofit),
struktur organnya yaitu spora, himenium, basidiocarp, substrat,himefora, velum
universal bursa, thallus, anulus.
Jamur ini
berwarna coklat, gelap hingga abu-abu dan dilindungi selubung, reproduksinya
dengan basidiospora yang terdapat pada basidium.
Manfaat sebagai bahan dasar masakan dan
makanan ringan. Kandungan antibiotiknya berguna untuk pencegahan penyakit
anemia, menurunkan darah tinggi dan pencegahan penyakit kanker. Eritadenin
dalam jamur merang dikenal sebagai penawar racun.
8. Jamur kayu
Merupakan organisme tingkat rendah yang
belum mempunyai akar, batang, daun sehingga disebut dengan tumbuhan tallus.
Tubuh terdiri dari satu sel (uniseluller) dan bersel banyak (multiseluller).
Sel berbentuk benang (hifa). Hifa akan bercabang-cabang membentuk bangunan
seperti anyaman yang disebut miselium.
Tubuh multiseluller terdiri atas hifa
yang bersekat. Hidup terestrial saprofit, parasit atau membentuk mikorhiza.
Tubuh buah disebut basidiokarp yaitu tempat terbentuknya basidium dan dan
basidium terbentuk spora basidium. Basidiokarp tersusun atas basidiun-basidium
yang di dalamnya berisi spora (basidiospora).
Basidium ada yang terdiri atas satu sel
dan ada yang bersekat-sekat terbagi menjadi 4 bagian sel. Sel bersifat
eukaryotik, tidak mempunyai klorofil, sebagai parasit atau saprofit. Menyukai
hidup pada tempat yang lembab dan tidak menyukai akan adanya cahaya.
Fase dikaryotik lebih panjang di cirikan
oleh adanya basidium dan basidiospora, basidiospora dibentuk di liau basidium,
basidiospore yang dibentuk selalu 4, hasil fruktifikasi disebut basidiocarp. Mempunyai
tingkat perkembangan sederhana, belum membentuk tubuh buah, basidium bebas.
Hifa pendukung membentuk tubuh buah dan
basidium terkumpul membentuk himenium yang didukung himenofor. Himenium
terletak di atas tubuh buah. Spora sangat banyak dan secara aktif dilontarkan
oleh basidium. Tubuh buah tanpa Himenofor yang menonjol, himenium terletak di
atas tubuh buah dan sudah terbentuk Sejak tubuh buah masih muda, lamella atau
papan, sehingga permukaan menjadi lebih luas
Basidiolarp seperti kertas / kulit / belulang / kayu.
Basidiolarp seperti kertas / kulit / belulang / kayu.
Himenium terdapat pada satu sisi atau
seluruhnya, banyak tumbuh pada pohon atau sebagai saprofit dan bisa merusak
kayu bangunan. Ganoderma applanatum tubuh buahnya berbentuk setengah lingkaran,
banyak terdapat pada kayu lapuk.
Ganoderma applanatum tidak mempunyai
batang dan bertumbuh di atas batang-batang. Cendawan yang baru bertumbuh
berwarna kuning muda kecoklatan, setelah itu Ganoderma applanatum akan berubah
warna menjadi coklat.
Cara reproduksi :
- vegetatif : spora vegetative
- fragmentasi (pemisahan)
Reproduksi aseksual dengan fregmentasi sedangkan reproduksi seksual dengan membentuk spora pada basidium.
9. Jamur paku
Jamur shiitake( Lentinula
edodes ) tumbuh di permukaan batang kayu yang melapuk dari pohon
Castanopsis cuspidata, Castanea crenata (kastanye), dan sejenis pohon ek
Quercus acutissima.
Batang dari tubuh buah sering melengkung, Payung
terbuka lebar, berwarna coklat tua dengan bulu-bulu halus di bagian atas
permukaan payung, sedangkan bagian bawah payung berwarna putih.
Morfologi
- Tudung merupakan tubuh buah dari jamur.
- Tudung merupakan tubuh buah dari jamur.
- Lamella merupakan helaian-helaian yang terletak
dibawah tudung.
- Kumpulan Lamella disebut hamenium.
- Tangkai merupakan badan yang mendukung tudung.
- Vulva merupakan bagian yang menghubungkan antara
tangkai dan substrat.
Anatomi
- Spora merupakan alat perlembangbiakan secara vegetatif.
- Spora merupakan alat perlembangbiakan secara vegetatif.
- Pada bagian dalam tudung terdapat bilah yang di
dalamnya terdapat nasidiospora.
- Basidiospora adalah spora yang terdapat di dalam
basidium.
- Basidium adalah suatu badan yang terdiri atas satu
sel yang mengembang berbentuk ganda.
Reproduksi
- Vegetatif, dengan pembentukn tunas oleh konidium dan fragmentasi miselium.
- Vegetatif, dengan pembentukn tunas oleh konidium dan fragmentasi miselium.
- Generatif, dengan alat yang disebut basidium,
basidium berkumpul dalam badan yang disebut basidiokarp yang selanjutnya
menghasilkan spora.
10. Jamur kuping
Karakteristik
dari jamur kuping ini adalah memiliki tubuh buah yang kenyal (mirip gelatin)
jika dalam keadaan segar. pada keadaan kering, tubuh buah dari jamur kuping ini
akan menjadi keras seperti tulang.
Bagian
tubuh buah dari jamur kuping berbentuk seperti mangkuk atau kadang dengan
cuping seperti kuping, memiliki diameter 2-15 cm, tipis berdaging, dan kenyal. Warna
tubuh buah jamur ini pada umumnya hitam atau coklat kehitaman akan tetapi
adapula yang memiliki warna coklat tua. Jenis jamur kuping yang paling memiliki
nilai bisnis yang tinggi adalah yang memiliki warna coklat pada bagian atas
tubuh buah dan warna hitam pada bagian bawah tubuh buah, serta ukuran tubuh
buah kecil.
Jamur
kuping merupakan salah satu jamur konsumsi yang umum dikeringkan terlebih
dahulu, kemudian direndam dengan air dalam waktu relatif singkat sehingga jamur
ini akan kembali seperti bentuk dan ukuran segarnya.
Cara
reproduksi vegetatif dari jamur kuping adalah dengan membentuk tunas, dengan
konidia, dan fragmentasi miselium. Sedangkan, reproduksi generatif jamur kuping
adalah dengan menggunakan alat yang disebut basidium, basidium berkumpul dalam
badan yang disebut basidiokarp, yang selanjutnya menghasilkan spora yang
disebut basidiospora.
Manfaat
untuk
mengurangi penyakit panas dalam dan rasa sakit pada kulit akibat luka bakar,
kandungan
senyawa yang terdapat dalam lendir jamur kuping juga efektif untuk menghambat
pertumbuhan karsinoma dan sarkoma (sel kanker) hingga 80-90% serta berfungsi
sebagai zat anti koagulan (mencegah dan menghambat proses penggumpalan darah).
H. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Nell A. 2003.Biologi Edisi 5 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Tjitrosoepomo,Gembong. 1989.Taksonomi
Tumbuhan.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press,
Kimball, John W .
1983.Biologi Jilid
3 Edisi 5.
Jakarta: Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar